Friday, February 25, 2005
Sprinter
Abba, aku lelah. Nafasku semakin memendek dan sudah pasti umurku semakin menipis. Aku tidak ingin terus menerus berlari seperti ini. Kaki pegal, ototku nyeri dan kepalaku pening. Aku merasakan gejolak aneh dalam perut, dan mataku berkunang-kunang. Aku ingin berhenti. Bukan dalam beberapa jenak yang berlainan. Aku ingin berhenti. Senderkan diri pada tiang pun dinding yang cukup kokoh tuk lindungiku nanti. Tapi tak dapat kulihat kevas itu, dia masih rangka. Bisa jadi dia baja, tapi dia masih rangka. Dan aku rasa aku tidak punya waktu yang cukup panjang untuk itu. Kepada abba dan lewat dialah aku bersandar. Semoga waktu itu cepat datang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment